Jumat, 14 Januari 2011

"Udah bosen loe Shin jadi guru?" part 2

Dan sekembalinya saya dari masa rehat tersebut, alhamdulillah saya pun menjadi seorang guru. Pada awalnya, saya sangat semangat menjalaninya. Komentar-komentar dengan nada-nada merendahkan seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya hadapi dengan tersenyum. Saya sangat yakin dengan pilihan ini, bahkan saya kerap menyemangati teman-teman saya yang merasa tidak yakin pilihannya untuk menjadi guru, saya katakan pada mereka bahwa guru juga sebuah pekerjaan, kita mengerjakan sesuatu, melakukan sesuatu, dan kita dibayar. Dan saya bangga menjadi seorang guru, karena pekerjaan yang saya lakukan jelas-jelas pekerjaan yang memberikan manfaat dan ilmu bagi orang lain. Dan saya berfikir hal tersebut sangat mulia. Bahkan ketika saya mendapatkan pekerjaan sampingan yang "kantoran", saya tetap merasa lebih cocok untuk menjadi seorang guru. Idealisme saya pada saat itu, saya ingin sekali melakukan pekerjaan yang benar-benar memberikan manfaat untuk orang lain, dan pada pandangan saya pada waktu itu, bekerja yang 'kantoran' adalah pekerjaan yang kita lakukan untuk kantor tersebut, untuk atasan kita dengan harapan yang sifatnya lebih kepada hal materi.

Hingga akhirnya rasa percaya, kebanggaan dengan apa yang saya yakini tersebut mulai terkikis. Banyak hal yang saya pun sadar menjadi penyebab pengkikisan hal tersebut. Dari rasa bosan, keinginan mendapatkan materi lebih 'baik', keinginan mencari pengalaman lain, atau merasa jenuh dengan pandangan sebelah mata orang lain dan komentar-komentarnya, saya masih ingat seorang teman yang dengan enaknya bilang; "enak ya Shin jadi guru, pulang na cepet, ga kayak orang kantoran, kerja na enak, gitu-gitu aja... gw? dikejar-kejar target, kudu meeting ini-itu, dan sebagainya... belum lagi dia bilang; "elo sih enak cewek, gw cowok, kalo gw jadi guru doank, mau dikasih makan apa anak istri gw nanti?" padahal di luar guru yang seperti apa, saya tahu suka dukanya menjadi guru, seperti rasanya bagaimana guru-guru dianggap sebelah mata oleh wali murid di sekolah mahal yang merasa sudah membayar, sehingga memperlakukan seperti 'pembantu', seenaknya saja protes dan menyalahkan. Saya pun tahu bagaimana berusaha mengajar anak-anak yang sebenarnya tidak mau belajar karena masalah ekonomi sehingga butuh meyakinkan mereka bahwa penting untuk belajar.
Seorang guru berkata pada saya; jangan mengharapkan dunia kalau menjadi guru, tapi yakin, sungguh besar berkah dan kebahagiaan yang akan kamu dapatkan menjadi sebuah guru. Rizki itu Allah yang mengatur, seseorang yang bergaji besar, kalau tidak berkah, tidak merasa cukup, ya tidak akan cukup dan tidak akan pernah puas.
Dan saya mengagumi pasangan suami istri itu yang dua-duanya adalah guru dan terlihat sangat bahagia walau hidup sederhana. Bukan hal yang gampang menjadi guru yang benar-benar guru, guru yang berusaha mendedikasikan dirinya melakukan sesuatu yang mulia, bersungguh-sungguh mengerjakan sebuah kemuliaan yang indah.

Dan saya? akhirnya saya pun berhenti menjadi guru, tepatnya dari semua pekerjaan tetap saya, saya tidak lagi menjadi seorang guru sebagai profesi, dan tidak lagi bekerja 'kantoran'. Saya kembali pada titik pencarian saya. Saya tetap sangat menghargai profesi seorang guru, mendukung teman-teman saya yang menjadi guru, dan masih tersirat kerinduan untuk kembali mengajar. Mungkin kalaupun nantinya saya memilih untuk tidak lagi menjadikan guru sebagai pekerjaan tetap saya, saya akan tetap mengajar, bukan sebagai profesi, tapi sebagai seorang guru, sekarang? bagi adik-adik saya, bagi teman-teman kecil binaan ibu saya, dan nanti? saya ingin sekali menjadi guru sepanjang waktu untuk pejuang-pejuang kecil saya. amin...

- buat para guru di mana pun, Barakallah lakum...
- buat seorang Ibu guru di sebuah SMP di Malang dan Bu Fitri, dua Ibu Guru yang sangat berdedikasi, mengajarkan aku akan makna ikhlas dari mengajar
- buat teman-temanku yang menjadi guru, semangat...
- buat Ipunk dan aai, sahabatku yang terus membuatku rindu dan menyadari indahnya menjadi guru
- buat banjar, komen loe bikin gw nulis ini, ga ada maksud apa2 nge-tag elo

0 komentar:

Posting Komentar